
Selain brand (pencitraan) yang dilakukan suatu negara,dalam produk komoditas komersial hasil sebuah kreasi dan inovasi,ada juga yang layak dianggap sebagai legenda dan terbaik di kelasnya.
Pemilihan legenda merek (brand) ternama, menurut FutureBrand–sebuah lembaga pemeringkat merek–karena suatu produk dianggap mampu membuat terobosan yang tidak biasa dan berpikir di luar kotak (out of box) dari kebiasaan umum. Beberapa yang terseleksi memiliki pengaruh pencitraan yang signifikan. Dari yang terpilih itu dinilai telah mampu mendapatkan hasil terbaik dari pencitraannya itu sendiri. Beberapa legenda brand versi FutureBrand di antaranya UPS yang memiliki citra mampu menyinkronkan dunia komersial.
Dikenal sebagai perusahaan jasa pengiriman paket kelas dunia, UPS secara signifikan telah mampu berekspansi untuk memberikan jasa layanan yang beragam terhadap konsumennya. Inovasi-inovasi produk itu mulai dari sisi manajemen rantai bisnis,finansial,hingga jasa ritel. “Kerja kami dengan UPS termasuk bagaimana mengidentifikasi peluang brand dan kategorinya, mengembangkan strategi branding, serta mewujudkannya dalam sistem identitas yang akurat yang merefleksikan pencapaian global dan kemampuan ekspansi,” seperti dilansir situs resmi Future- Brand.
Selanjutnya, The Palm memiliki citra keajaiban dunia kedelapan. The Palm adalah sebuah pulau buatan manusia yang berada di Dubai dengan bentuk menyerupai pohon palm. The Palm terpilih sebagai legenda karena mampu mewujudkan prestasi akan sesuatu yang tidak biasa dalam bidang konstruksi dan rancang bangun. Untuk membuat pulau buatan ini, Uni Emirat Arab (UAE) mengeluarkan dana sebesar USD3 miliar. Untuk membuat The Palm dikenal orang dilakukan program pencitraan dengan menggunakan perangkat multimedia.
The Palm mampu menjadi legenda atas sesuatu yang dibangun di luar kebiasaan. Kemudian Microsoft yang memiliki citra sebagai sebuah brand yang didesain untuk efisiensi maksimum. Microsoft juga dinilai mampu melebarkan pasar dengan mendirikan beberapa sub-brand. Strategi ini terbukti mampu meningkatkan efisiensi, keuntungan, dan kesadaran akan citra Microsoft secara signifikan sehingga Microsoft layak dijadikan legenda. Beberapa legenda lain, berdasarkan catatan FutureBrand,di antaranya Nespresso, LAN, Lenovo, Brand Australia,dan ASP.
Untuk Brand Australia yang memiliki citra hidup dalam sinar yang berbeda, menurut Future- Brand, mampu memberikan semangat optimistis baik bagi warga Australia sendiri maupun bagi para pengunjung untuk datang ke Negeri Kanguru tersebut. Pada 2003 Pemerintah Australia menganggarkan dana sebesar 350 juta dolar Australia untuk mempromosikan brandini ke seluruh dunia.
Dengan tujuan untuk mendorong sektor pariwisata yang sempat anjlok akibat isu terorisme dan penyakit SARs. Kampanye dilakukan lintas negara guna membangun citra menjadi kuat dengan melibatkan partisipasi kalangan swasta untuk membantu penjualan produk dan jasa produksi Australia.
Brand Komersial Dunia
Sementara berdasarkan catatan Interbrand,ada beberapa brand yang tetap perkasa menempati peringkat sebagai brand terbaik 2009 meski di tengah resesi ekonomi global. Indeks pemeringkatan brand secara tahunan yang dilakukan Interbrand bekerja sama dengan BusinessWeek ini adalah pada brand produk komersial di seluruh dunia.
Peringkat 10 terbaik brand dunia pada 2009 di antaranya Coca- Cola yang masih tetap bertahan di urutan pertama. Coca-Cola masih tetap menjadi jawara selama sembilan tahun berturut-turut dalam pemeringkatan ini. Perusahaan produk minuman asal AS ini mampu mencatat nilai merek sebesar USD68,7 miliar atau meningkat 3% tahun ini. Sedangkan di posisi kedua ditempati IBM, sebuah brand perusahaan jasa komputer AS dengan nilai merek USD60,2 miliar atau naik 2% tahun ini.Tahun lalu IBM juga berada di posisi kedua.Untuk urutan ketiga ditempati Microsoft dengan nilai merek sebesar USD56,6 miliar atau turun 4% tahun ini.
Sama dengan IBM, Microsoft juga menempati posisi yang sama dengan tahun lalu. Posisi keempat dan selanjutnya dalam 10 besar sebagai brand terbaik di dunia versi Interbrand ditempati General Electric/GE (4) dengan nilai merek USD47,7 miliar, Nokia (5) nilai merek USD38,4 miliar, McDonald (6) nilai merek USD32,2 miliar, Google (7) nilai merek USD31,9 miliar,Toyota (8) dengan nilai merek USD31,3 miliar,Intel (9) dengan nilai merek USD30,6 miliar, dan Disney (10) dengan nilai merek USD28,4 miliar.
Berdasarkan pernyataan resmi Interbrand (17/9/09), Google dan Zara merupakan dua brand yang meraih lompatan peringkat terbaik untuk penilaian tahun ini.Sementara brand UBS justru melorot secara signifikan dari posisi ke-31 menjadi ke-72 pada 2009 dengan penurunan nilai merek sebesar 50%. Beberapa brand seperti Amazon, Pepsi, Audi, Panasonic, dan Campbells cukup berhasil meraih pemasarannya dengan baik selama masa penurunan ekonomi global tahun ini.
Untuk pertama kalinya, menurut Interbrand, nilai keseluruhan merek dalam 100 terbaik dinilai menurun sebesar 4% atau hanya USD55,4 triliun akibat dampak resesi global. Tujuh brand di antaranya anjlok. Di antara beberapa merek terbesar seperti Merrill Lynch yang memperoleh peringkat ke-34 tahun lalu,dan AIG yang pada 2008 berada di urutan ke-54.Kini keduanya sedang dalam masa penanganan Pemerintah AS akibat resesi. BrandING yang tahun lalu di posisi ke-86 juga jatuh dan keluar dari daftar 100 brand terbaik akibat krisis. “Tidak mengejutkan brand bank-bank besar dan produk automotif peringkatnya anjlok.
Sementara brand dari produk makanan justru memperoleh manfaat dan mampu meningkatkan posisinya,” tulis laporan ini. Menurut Interbrand, resesi telah mengakibatkan banyak perusahaan di dunia lebih mengencangkan ikat pinggang agar bisa tetap bertahan dari dampak krisis. Anggaran untuk promosi dan penguatan branding pun dihemat sedemikian rupa.Ini implementasi dari kebijakan efisiensi perusahaan di tengah krisis.
Posisi ke-10 terbawah dalam 100 brand terbaik dunia ditempati Campbells (100) dengan nilai merek USD3,08 miliar,Polo Ralph Lauren (99) nilai merek USD3,09 miliar, Burberry (98) nilai merek USD3,09 miliar, Puma (97) nilai merek USD3,15 miliar,Lexus (96) nilai merek USD3,15 miliar. Kemudian, Adobe (95) nilai merek USD3,16 miliar, Visa (94) nilai merek USD3,17 miliar,Burger King (93) nilai merek USD3,22 miliar, Shell (92) nilai merek USD3,22 miliar, dan Lancome (91) nilai merek USD3,23 miliar. Nilai merek yang dinilai dalam laporan Interbrand ini adalah terkait kondisi finansial dari pendapatan bisnis dari penciptaan angka permintaan terhadap produk dan jasa dari brand tersebut.
Penilaian juga dilakukan terhadap keuntungan finansial dari produk brand tersebut saat ini. Hal lain yang dinilai adalah perbandingan antara nilai merek dan total nilai bisnis. Saat krisis ternyata banyak industri yang berupaya bertahan dengan menurunkan standar brand yang mereka jual. Padahal kebijakan itu dinilai kurang tepat. Jika menyitir sebuah pepatah barat; you are is what you are in the dark (diri kamu yang sebenarnya adalah ketika kamu dalam situasi sulit). (abdul malik/islahuddin)
Sumber :
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/284303/
15 November 2009
Sumber Gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwAYbRE7sOy195gDhBNnDy81f4LcGGwY9lnRfcWgTHOlPA9Cg3JSw_gY-0hLOqzZ_nSFN_QqAAh_bom3JHHDlIxhJST82NLmBz1vZMs11LgWxa0xXZ7LiXXYslZwMOa4foZAUfZlXRsqvU/s1600/out+of+the+box.jpg